Madrid Vs Roma oleh Dede Solehudin, S.Hum
“A”, menyapa dengan lembut, “titip ATM ya, kalau pulang ambilkan uang, eh tapi ga jadi deh”, kata pacaku. “Ya sudah besok saja setelah pulang kuliah kita ke depan sama-sama, biar romantis”, kataku. Sebenarnya aku fans berat FC Barcelona, tapi bukan pecinta bola namanya jika tidak suka pertandingan menarik seperti laga Madrid Vs Roma. Nanti malam jadwalnya pukul dua lebih tiga puluh, aku yang tak bertiket akan siap depan Tv untuk nonton laga tersebut dan mempersiapkan segalanya. Tiba-tiba, Barjo nelpon, “Cuk di mana? Sini SC ngopi Cuk!”, “Di kosan Jo, heeuh atuh keheula”, kataku. “Nong, aa pergi ya mau ngopi sama anak-anak”, kataku. “Iya a”, jawab pacarku satu-satunya. Sesampainya di SC aku bertanya, “kamarana barudak Jo?” “Eweuh teu karuliah”, jawab Barjo. Saat itu hanya ada Barjo sama Dinda. “Jo mana atuh kopina, ongkoh ngajak ngopi?”, kataku. Tak lama, “tah kopi teh”, saut Defajar, “haha yeuh rokokna, hayo bisi erek haha”, jawabku. Api tak lama ngelun di rokok, kopi juga hany