"Panggil Saja Aku INDONESIA!" oleh Rezi Fauzi Rahman




Dari jauh ku perhatikan anak itu. Ia terus saja duduk merenung. Jelas kalau ia sedang mempunyai masalah. Entah apa, kurasa aku harus bertanya.
.
“Hey, kau sehat?” tanyaku penasaran.
“Yah, aku sangat sehat” jawabannya tanpa memalingkan muka.
.
“Ada apa? Apa yang sedang kau pikirkan?” tanyaku tidak menyerah.
“Entahlah. Ada yang berbeda dari tubuhku kini. Ia sehat, tapi terus merasa sakit. Ia baik, namun pikirannya tak berkutik”. Ujarnya
.
Aku membiarkan ia bercerita tentang perasaannya, tanpa memotong atau bertanya. Aku tau, ia  butuh didengar, karenanya aku menunggu hingga ia melanjutkan.
.
“Rasanya ada dua kubu didalam tubuhku. Yang satu dengan kejahatannya yang kuberi nama nafsu. Yang satu dengan kebaikannya kuberi nama hati. Nafsuku yang sedang berkuasa didalam tubuh. Ia sering menyudutkan hati, bahkan kalau bisa, ia ingin membunuhnya” tambahnya panjang lebar.
.
“Kenapa kau yakin kalau nafsu mu yang bertkuasa? Apakah tubuhmu sekarang tak memiliki hati?” Tanyaku kembali.
.
“Hatiku ada, teman. Cuma ia tidak memilki kekuatan. Apa yang tubuh harapkan dari hati yang lemah tak bersatu? Ia selalu kalah dengan nafsu. Tapi inilah masalahnya, jika nafsuku terus berkuasa maka tubuhku sebentar lagi akan hancur sendiri tak bersisa.” Jawabannya menunduk.
.
Aku menunggu, tapi ia tak lagi mengangkat wajahnya. Baiklah kurasa, aku harus pergi. Membiarkan ia merenung berpikir kembali.
.
Tap, “Hey, nak! Siapa namamu?” tanyaku berteriak.
.
“Panggil saja aku INDONESIA!” Serunya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Pesantren Anak Jalanan At-TamuR (Pesantren Anak Adam Jalan Menuju Tuhan)

Budaya Mengaji Selepas Maghrib oleh Agus Muhaemin