Budaya Mengaji Selepas Maghrib oleh Agus Muhaemin
Islam menganjurkan bagi para penganutnya mencari ilmu, karena dengan
ilmulah kita dapat membedakan antara haq dan bathil, antara kebajikan dan
kejahatan, antara yang salah dari pada yang benar, antara hidayah dan sesat,
antara baik dan jelek, antara yang bermanfaat dan yang mudharat. Dan ilmu itu
bagi akal manusia umpama cahaya bagi mata, yang tanpa cahaya itu mata menjadi
buta.
Ilmu yang wajib bagi setiap muslim mengetahuinya adalah ilmu mengenai
keagamaan. Tentang wahyu sesuai dengan apa yang ada dalam kitab Allah dan
sunnah Rasulnya dan dengan ajaran aqidah dan syariat. Salah satu tempat untuk
menimba ilmu keagamaan adalah di tempat pengajian-pengajian seperti di masjid,
madrasah, pesantren, atau di rumah. Waktu yang tepat saat mengaji salah satunya
adalah mengaji selepas maghrib. Kebiasaan mengaji selepas maghrib bahkan telah
membudaya hampir di seluruh Indonesia.
Mengaji selepas maghrib telah menjadi budaya keislaman di Indonesia, entah
kapan dan dimana budaya tersebut pertama kali dimulai, namun apabila melihat
sejarah bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia adalah melalui Aceh, maka
tidak menutup kemungkinan budaya tersebut muncul pertama kali di Aceh. Selain
itu juga bahwa Aceh dikenal sebagai bumi serambi Makkah.
Mengaji selepas maghrib banyak memberikan dampak yang positif, selain untuk
menambah pengetahuan mengenai keagamaan, mengaji selepas maghrib juga salah
satu cara untuk menghilangkan ketergantungan kita terhadap sesuatu yang di
anggap penting, contohnya seperti handphone, game, acara televisi, laptop dan
lain sebagainya.
Mengaji selepas maghrib merupakan budaya yang harus di pertahankan di zaman
sekarang ini, melihat fenomena yang terjadi saat ini perubahan zaman membawa
dampak yang sangat bervariasi pada masyarakat. Bukan hanya pada sekelompok usia
ataupun golongan, tetapi hampir merata pada semua lapisan masyarakat. Salah
satu contoh nyata saat ini adalah maraknya penyebaran budaya-budaya barat yang
sebenarnya bukan merupakan bagian dari kehidupan kita.
Memang harus kita akui kalau bangsa barat memang unggul di beberapa bidang
seperti teknologi dan informasi, tetapi bukan berarti kita harus menyerap semua
budaya yang berasal dari mereka. Kita harus pandai-pandai memilah-milah mana
yang bisa kita serap dan mana yang harus benar-benar kita jauhi.
Oleh karena itu, merilah kita sama-sama menjaga kebudayaan leluhur kita
yang sangat mulia ini, selain bisa mendatangkan pahala juga bisa mencerminkan
bahwa kita adalah muslim sejati. Mari kita mengaji.
Komentar
Posting Komentar